Jumat, 15 Oktober 2010

Air Kopi, Gula, dan Danau

Bimo Seno menulis
Ada seorang bijak yang hidup di jaman dahulu kala, dimana beliau dikenal sebagai seorang yang bijaksana oleh masyarakat sekitarnya.
Lalu suatu hari datang seorang pria yang merasa hidupnya sial/bermasalah. Dalam keadaan hati yang tak menentu pria ini datang ke orang bijak tersebut. Setelah menceritakan segala keluhannya, si bijak mengajak pria tersebut ke sebuah danau, yang airnya bening dan segar.

Kemudian si bijak ini mengambil air di danau tersebut dua gelas. Yang satu diisi segenggam gula manis, yang satunya diisi kopi yang pahit dan genggaman gula dan kopi yang lain ditaburkan ke danau itu.
Setelah itu diberikannya gelas tersebut ke pria itu dan menyuruh meminumnya.

Berkata si bijak, ‘Bagaimanakah rasa air yang diberikan bubuk kopi itu ?’
Pria, ‘Terasa pahit sekali dan tidak mengenakkan’

Si bijak, ‘Bagaimanakah dengan gelas yang terisi gula itu ?’
Pria, ‘Terasa manis dan menyenangkan’

Lalu si bijak mengajak pria itu mencicipi air yang ada di telaga.
Berkatalah si pria, “Ini hanya tetap terasa air bening yang segar meski kau taburkan genggaman gula dan kopi”.

Berkatalah si bijak, Itulah kehidupan, ada kalanya kita merasakan kepahitan, ada kalanya kita merasakan kemanisan.
Maka bukalah hati kita ini seluas danau nan bening,, sehingga apapun pahit dan manis tetap akan berasa air bening yang menyegarkan. Jadi bersikaplah seperti air danau ini agar masalah teratasi dengan jernih, tenang dan menyegarkan.

Tidak ada komentar: