Kamis, 14 Oktober 2010

Keutamaan Mempelajari, Mengajarkan dan Membaca al-Qur’an

Rikhie Supriyadi menulis

Keutamaan Mempelajari, Mengajarkan dan Membaca al-Qur’an

1. Keutamaan mempelajari al-Qur’an, menghafalnya dan pandai membacanya:
Sabda Nabi: “Perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia hafal, dengannya bersama para malaikat yang suci dan mulia, sedang perumpamaan orang yang membaca al-Qur’an sedang ia senantiasa melakukannya meskipun hal itu sulit baginya maka baginya dua pahala.” (Muttafaq ‘alaih). Dan sabda Nabi: “Dikatakan kepada ahli al-Qur’an, ‘Bacalah, naiklah dan bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membaca di dunia, karena kedudukanmu terletak pada akhir ayat yang kamu baca.” (At-Tirmidzi).

2. Al-Qur’an memberi syafa’at kepada ahlinya di Akhirat: Sabda Nabi: “Bacalah al-Qur’an, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada para ahlinya.” (HR. Muslim). Dan sabda beliau: ”Puasa dan al-Qur’an keduanya akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari Kiamat …” (Ahmad dan al-Hakim).2. Pahala mengajarkannya: Sabda Nabi: “Sebaik-baik kalian adalah siapa yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” (Al-Bukhari).

3. Pahala membacanya: Sabda Nabi: “Siapa saja membaca satu huruf dari kitab Allah (Al-Qur’an), maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipatnya.” (At-Tirmidzi).
Al-Khaththabi mengatakan: “Disebutkan dalam atsar bahwa jumlah ayat al-Qur’an adalah sesuai dengan jumlah tingkatan dalam surga. Dikatakan kepada pembaca (al-Qur’an), ‘Naiklah dalam tingkatan sesuai dengan ayat al-Qur’an yang sebelumnya kamu baca (di dunia).’ Karena itu siapa yang membaca dengan sempurna seluruhnya al-Qur’an, maka ia menempati tingkatan surga yang paling atas di akhirat. Sedang siapa yang membaca sesuatu juz darinya, maka kenaikannya dalam tingkatan surga sesuai dengan bacaannya itu. Dengan demikian, akhir pahalanya adalah pada akhir bacaannya.

4. Pahala bagi orang yang berkumpul untuk membaca dan mengkajinya: Sabda Nabi: “Tidak berkumpul suatu kaum di salah satu rumah Allah Ta’ala, sedang mereka membaca kitab-Nya dan mengkajinya, melainkan mereka akan dilimpahi ketenangan, dicurahi rahmat, diliputi para malaikat, dan disanjung oleh Allah di hadapan para makhluk yang di sisi-Nya.” (Abu Dawud).

5. Pahala bagi orang yang anaknya mempelajari al-Qur’an: “Siapa saja membaca al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan kepada kedua orangtuanya pada hari kiamat mahkota dari cahaya yang sinarnya bagaikan sinar matahari, dan dikenakan kepada kedua orangtuanya dua perhiasan yang nilainya tidak tertandingi oleh dunia. Keduanya pun bertanya-tanya:
“Bagaimana dipakaikan kepada kami semuanya itu?”, Dijawab: “Karena anakmu telah membawa al-Qur’an.” (al-Hakim).


Bagaimana membaca al-Qur’an

Anas ketika ditanya tentang bacaan Nabi, ia menjawab: “Beliau senantiasa membaca dengan perlahan (sesuai dengan panjang pendeknya). Jika beliau membaca Bimillahirrahmanirrahim, beliau baca dengan perlahan Bismillah, beliau baca dengan perlahan Ar-Rahman dan beliau baca dengan perlahan Ar-Rahim.” (Al-Bukhari)

Pelipat-gandaan Pahala Bacaan

Setiap orang yang membaca al-Qur’an dengan ikhlas Lillah maka ia mendapatkan pahala. Namun pahala ini dilipatgandakan jika disertai dengan kehadiran hati, penghayatan dan pemahaman terhadap ayat yang dibaca. Maka satu huruf bisa dilipatgandakan pahalanya menjadi sepuluh kebaikan, bahkan tujuh ratus kali lipat.

Jumlah Ayat yang Dibaca Dalam Sehari Semalam

Para sahabat Nabi biasanya membuat untuk diri mereka sendiri sejumlah ayat al-Qur’an untuk dibaca setiap hari. Tidak seorang pun dari mereka yang senantiasa mengkhatamkan al-Qur’an dalam waktu kurang dari tujuh hari. Bahkan ada larangan berkenaan dengan mengkhatamkan al-Qur’an dalam waktu kurang dari tiga hari. Maka berupayalah dengan sungguh-sungguh saudaraku yang budiman, untuk memanfaatkan waktu Anda dengan membacanya. Buatlah untuk diri anda kadar bacaan harian, dan janganlah anda meninggalkannya dalam keadaan bagaimanapun.

Sedikit tapi terus menerus lebih baik daripada banyak namun terputus. Karena itu, jika anda lalai atau ketiduran maka laksanakan gantinya pada esok hari. Nabi bersabda: “Siapa saja tidur melupakan hizbnya atau sesuatu darinya, lalu membacanya pada waktu antara Shalat Subuh dan Shalat Zhuhur, maka dicatat baginya pahala seakan-akan ia telah membacanya di malam hari.” (Muslim).

Mari kita jadikan al-Qur’an sebagai penunjuk arah dan pedoman kita dengan salah satunya melaksanakan program sukses mengkhatamkan bacaan al-Qur'an khususnya di bulan Ramadhan ini.

Semoga Alloh paring manfaat dan kebarokahan bagi kita semua. aamiin.

(Sumber: Tafsir Al-’Usyr Al-Akhir dari Al’Qur’an Al Karim Disertai Hukum-Hukum Penting Bagi Seorang Muslim)

Tidak ada komentar: