Minggu, 20 Maret 2011

SENYUM

Senyum itu indah dan memperindah wajah, karena wajah yang tersenyum mencerminkan perasaan yang tenang. Senyum itu ibadah yang paling mudah dilakukan, tetapi mampu menyempurnakan kemuliaan akhlak. Senyum adalah kecantikan yang lahir dari hati dan jiwa, anugerah yang bisa menenangkan perasaan, menyejukkan dan menentramkan hati yang gelisah. Senyuman merupakan kosmetika wajah yang paling tulus dan berharga, tidak perlu dibeli dan bisa dipakai setiap saat, tidak menimbulkan iritasi dan menghambat penuaan dini secara alami. Dengan tersenyum, kita bisa menyenangkan orang lain, sedekah termurah yang penuh berkah. Menumbuhkan semangat dan memancarkan ketulusan hati. Karena itu, awali semua aktivitas kita dengan senyuman dan doa. Bismillah.

Mengapa kita harus tersenyum?

Senyum merupakan tanda awal ketulusan hati yang lebih berharga dari sebuah hadiah. Tersenyum bisa menghadirkan energi positif bagi diri sendiri dan orang lain. Tentu saja senyum yang dimaksud ialah senyum yang wajar, bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum tulus yang lahir dari kelapangan dan kebersihan hati dan keikhlasan jiwa. Menjadi bukti kemurnian persahabatan dan tanda ketulusan cinta. Membuat wajah kita terlihat berseri dan kecantikan alamiah kita terpancar secara maksimal. Wajah cantik tanpa senyuman, tidak sedap dipandang mata. Riasan wajah yang mahal dan apik tampak biasa tanpa senyuman. Senyuman bisa mengubah penderitaan menjadi kegembiraan, menciptakan suasana nyaman bagi diri sendiri dan orang lain.

Begitu berartinya sebuah senyuman dalam kehidupan hingga Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Al-Baihaqi.

”Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika Shodaqoh.”

Artinya, “Tersenyum ketika bertemu dengan saudara kalian adalah termasuk ibadah.”

Hadits ini mengajarkan kita betapa hal kecil yang sering kita nggap sepele dan kita abaikan ternyata memiliki nilai yang berharga dalam pandangan agama.

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Ad-Dailamy, Rasulullah SAW bersabda:

”Sesungguhnya pintu-pintu kebaikan itu banyak: tasbih, tahmid, takbir, tahlil (dzikir), amar ma’ruf nahyi munkar, menyingkirkan penghalang (duri, batu) dari jalan, menolong orang, sampai senyum kepada saudara pun adalah sedekah.”

Hadits ini memberikan gambaran kepada kita bahwa kebaikan bisa kita lakukan dengan cara sederhana, sedekah itu tidak harus selalu kita lakukan dengan memberi sejumlah materi jika kita memang tidak punya apa-apa. Karena membuat gerakan ekspresif dengan menarik sudut bibir ke atas tanpa bersuara sudah merupakan sedekah.

Senyum memiliki fungsi yang luar biasa dalam mengubah dunia. Mengapa demikian? Karena senyum merupakan salah satu instrumen dakwah dan syiar Rasulullah SAW yang turut melengkapi kemuliaan budi pekertinya dalam etika pergaulannya dan dalam membina keharmonisan rumah tangganya. Suatu hari, seorang Badui Arab meminta sesuatu kepada Rasulullah SAW dengan menarik sorban beliau hingga tercekik, dan tarikan sorban itu meninggalkan bekas pada leher Rasulullah SAW. Orang ini berpikir, bahwa Rasulullah pasti marah setelah ia melakukan hal tersebu. Namun, yang terjadi adalah sebaliknya. Ia terkesima menatap Rasulullah SAW yang tidak marah atas perlakuannya yang sangat kasar, tatapi justru Rasulullah SAW tersenyum dengan ikhlas kepadanya. Akhirnya, senyum tulus Rasulullah SAW, membawa orang Badui ini menikmati indahnya Islam. Sebuah senyum yang didasari ketulusan dan keimanan mampu mengubah keyakinan seseorang. Ketulusan senyum dan kemuliaan budi pekertinya dalam berdagang bahkan berperang membuatnya mampu menyebarkan Islam hingga Kisra dan Persia.

Senyum Rasulullah SAW juga selalu teraplikasi dalam pergaulannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan At-Tirmidzi, Al-Husein Radliyallahu’anhu, cucu Rasulullah SAW menuturkan keluhuran budi pekerti beliau. Ia berkata, ”Aku bertanya kepada Ayahku tentang adab dan etika Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam terhadap orang-orang yang bergaul dengan beliau. Ayahku menuturkan, ‘Beliau Shallahu ‘alaihi wa Sallam senantiasa tersenyum, berbudi pekerti lagi rendah hati, beliau bukanlah seorang yang kasar, tidak suka berteriak-teriak, bukan tukang cela, tidak suka mencela makanan yang tidak disukainya. Siapa saja mengharapkan pasti tidak akan kecewa dan siapa saja yang memenuhi undangannya pasti akan senantiasa puas…..” (Riwayat At-Tirmidzi)

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam juga merupakan seorang suami yang penuh canda dan senyum dalam kehidupan rumah tangganya.

Aisyah Radliyallahu’anha mengungkapkan, ”Adalah Rasulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam ketika bersama istri-istrinya merupakan seorang suami yang paling luwes dan semulia-mulia manusia yang dipenuhi dengan gelak tawa dan senyum simpul.” (Hadits Riwayat Ibnu Asakir)

Aisyah Radliyallahu’anha bercerita, yang artinya, “Tidak pernah saya melihat Raulullah Shallahu ‘alaihi wa Sallam tertawa terbahak-bahak sehingga kelihatan batas kerongkongannya. Akan tetapi tertawa beliau adalah dengan tersenyum.” (Hadits Riwayat Al-Bukhari)

Senyum yang tulus dapat memancarkan cahaya hati dan inner beauty kita, memberi kesan hangat dan ramah. Tersenyum mampu mendekatkan perasaan dan menumbuhkan ikatan kasih sayang yang mengeratkan hubungan hati. Bukan sekedar hubungan dan ikatan secara keturunan atau materi, tetapi ikatan dan hubungan persaudaran yang berlandaskan iman. Tersenyumlah, dan awali setiap hari dengan senyuman karena senyum memiliki banyak manfaat.

Apa saja manfaat senyum?

Pertama, secara penampilan senyum membuat kita lebih menarik karena daya tarik kita lebih tercermin lewat senyuman. Tersenyum mencerminkan pribadi yang menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain, sehingga orang merasa nyaman dan senang di dekat kita. Dengan banyak tersenyum, pasti kita punya banyak teman dalam pergaulan kita. Senyum juga menunjukkan kebahagiaan yang turut memperbaiki penampilan seseorang, sehingga orang bisa lebih disegani dan dihormati.

Kedua, secara psikologis, senyum dapat mengurangi stress dan mengubah perasaan. Ketika kita merasa tertekan dan sedih, cobalah tersenyum, maka perasaan akan lebih baik dan pikiran lebih jernih dan positif. Saat tersenyum tubuh kita memberi sinyal-sinyal positif kehidupan, sehingga tubuh kita menerimanya sebagai anugerah. Faktor ini pula yang membuat senyum mampu meningkatkan imunitas tubuh secara psikologis karena senyum membuat perasaan dan pikiran lebih rileks. Fungsi imun akan meningkat dalam suasana dan kondisi yang rileks. Tersenyum juga mampu menularkan energi positif kepada orang lain. Dengan senyum, suasana menjadi lebih santai, ceria dan bisa membuat perasaan orang lain bahagia. Di samping itu, senyum dapat memberi kesan berseri dan optimis. OPtimisme yang tampak membuat orang lebih diandalkan dalam karir, sehingga bisa membantu meraih kesuksesan.

Ketiga, ditinjau dari segi kesehatan, senyum sama dengan olah raga yang bermanfaat untuk mengurangi infeksi paru-paru, mengurangi sakit jantung, meningkatkan semangat mengurangi dua hormon dalam tubuh yaitu eniferin dan kortisol, serta menghasilkan endorphin, pemati rasa alamiah dan serotonin yang merupakan hormon pengendali rasa sakit, sehingga senyum bisa mempercepat proses penyembuhan penyakit dan mengurangi rasa nyeri. Dari segi kecantikan, senyum merupakan obat awet muda karena senyum menggerakkan banyak otot wajah, sehingga otot wajah terlatih dan kencang.

Keempat, secara spiritual, senyum memberikan manfaat sebagai penyejuk rohani, tanda kemurahan hati dan tentu saja ibadah karena senyum merupakan sedekah. Yang penting kita bisa menempatkan senyum dalam waktu dan kondisi yang tepat.

Tersenyumlah, dan awali setiap aktivitas kita dengan senyuman dan akhiri setiap usaha dengan tersenyum dan berdoa. Alhamdulillah. InsyaAllah, hati dan pikiran kita lebih berenergi. (Nia Hidayati) Hadits dikutip dari : Kumpulan Hadits

Kamis, 10 Maret 2011

Cerita Tentang Kesabaran

Teringat pada sebuah cerita yang sering di dengar dalam beberapa pengajian atau ceramah sejak kecil. Cerita ini diambil dari sebuah hadits nabi yang shoheh, berbicara mengenai kesabaran seorang perempuan yang hidup di zaman nabi bernama Ummu Sulaim.

Konon di zaman itu, hidup suami istri dalam keluarga yang bahagia. Sang suami bernama Abu Thalhah, sementara sang istri bernama Ummu Sulaim. Keluarga ini baru saja dikaruniani satu orang anak yang bernama Abu Umair. Ibu dan bapak mana yang tidak sayang dan cinta pada anak satu-satunya. Abu Thalhah bekerja sebagai pedagang yang selalu pulang larut malam. Saat bekerja, ia selalu mengenang anaknya. Kalau dilihat ada makanan atau mainan, pasti ia membeli untuk anak tercintanya itu.

Suatu sore hari ketika sang suami masih bekerja, Abu Umair terkena sakit panas didampingi oleh sang ibu. Sakit panas yang dialaminya, mengakibatkan sore itu Abu Umair meninggal dunia. Ibu mana yang tidak shock saat anak yang masih lucu bermain, tiba-tiba meninggal dunia di hadapannya. Pasti secara naluri ia akan tak sadarkan diri dan menangis histeris. Namun, saat Ummu Sulaim menyaksikan anaknya meninggal, ucapan yang keluar dari mulutnya ialah, “Inna lillahi wainna ilaihi roojiun”

Bergegas Ummu Sulaim memandikan, mengkafani, menutupkan pakaian serta merebahkan jenazah anaknya di kamar tidur. Lantas ia mengatakan pada tetangga terdekatnya, “Jangan ada yang memberitahu kejadian ini ke suamiku, kecuali aku sendiri yang akan menyampaikannya”.

Menjelang kepulangan sang suami di waktu Isya, Ummu Sulaim memasak makanan yang enak dan spesial untuk suaminya. Diapun mandi, berdandan dan memakai wangi-wangian seperti tidak terjadi apa-apa di rumah itu. Saat sang suami datang mengetuk pintu rumah dengan ucapan Assalamu’alaikum, sang istri menyambut dan membukakan pintu rumah. Setelah pintu terbuka, suami bertanya, “Di mana anak kita?”. Dengan tegar dan penuh kesabaran Ummu Sulaim pun menjawab, “Abu Ummair sudah tidur, biarkan ia tidur dengan tenang dan besok kita akan ketemu dengannya“. Lalu makanlah mereka berdua dilanjutkan dengan sholat isya dan tidur bersama sebagai suami istri.

Keesokan hari, Ummu Sulaim bertanya kepada sang suami, “Wahai suamiku, seandainya kita meminjam alat dapur tetangga, bagaimana kalau alat itu sekarang diminta pemiliknya?”, Sang suami menjawab,”Sampaikan salam kepadanya dan ucapkan terima kasih atas kebaikannya”. Lalu sang istri melanjutkan pertanyaannya,”Wahai suamiku, bagaimana kalau seandainya pinjaman itu dari Alloh, dan kemarin sore sudah diminta olehNya?, Anak kesayangan kita Abu Umair kemarin sore telah meninggal diambil oleh Alloh SWT. Aku sudah memandikan dan mengkafaninya, sekarang ia ada di kamar itu”.

Mendengar ucapan istrinya itu, Abu Thalhah marah dan kemudian berangkat ke rosululloh menceritakan kejadian yang baru dialaminya itu. Lalu bagaimana respon nabi? Ternyata nabi mendoakan dia dan istrinya, “Semoga Alloh memberkahi malam kamu berdua seperti layaknya pengantin baru“.

Berkat do’a nabi itu, beberapa waktu kemudian suami istri ini melahirlah anak berjumlah 9 orang, adik-adik dari Abu Umair, dan semuanya hafal al-Quran.

Begitulah cerita tauladan tentang kesabaran atas musibah yang diterima dengan keikhlasan karena Alloh SWT, dan Alloh SWT yang akan memberi pahalanya.

Rabu, 02 Maret 2011

Keutamaan Sholat berjamaah

Si Fulan tak pernah sekalipun Sholat wajib tidak berjamaah, hingga sampai lah di suatu hari yang memaksa dia tidak bisa sholat berjamaah , waktu itu adalah sholad Isya si Fulan tidak bisa melaksanakan sholad berjamaah karena ada tamu sehinga dia tidak bisa hadir di masjid untuk mengikuti sholad berjamaah.

Setelah selesai dengan kepentinganya Tamu si fulan pun mohon ijin untuk pulang, kemudian Si Fulan sadar kalu dia belum mendirikan Sholat Isya dan ketinggalan pula berjamaah di masjid, si fulan buru buru mengambil perlengkapan sholad nya kemudian dia bergegas ke masjid untuk sholad berjamaah, tapi apa yang dia temu I dengan masjid itu ? masjid telah sepi pintu nyapun telah tertutup, lalu si Fulan tak putus asa sampai di situ dia terus berjalan dari dari masjid satu ke masjid yang lain tapi semua hasilnya sama tidak ada yang sholad berjamaah, Sifulan merasa lelah lalu memtuskan untuk pulang, betapa menyesalnya dan menangislah dia di rumah karena gara gara ketinggal tidak bisa sholad berjamaah.align: justify;">
Sejenak si Foulan itirahat mengambil nafas setelah lelah berjalan, kemudian dia memutuskan untuk sholat sendiri di rumah, karena si Fulan tak ingin kehilangan pahala sholad berjamaah nya dia putuskan untuk medirikan Sholat Isya sebanyak 27 kali sampai selesai sholad dia klelahan kemudian dia tertidur setelah selesai Sholat nya itu.

Dalam tidur dia bermimpi melihat rombongan yang begitu banyak da si Fulan berusaha untuk mengejarnya ingin masuk dalm rombongan itu tapi si Fulan tak pernah sanggup dan tidak akan pernah bisa mengejar rombongan itu , hingga salah seorang dari rombongan itu menghampirinya sambil berkata “ sekuat apapun kamu mnegjarku kamu tak akan pernah bisa mendapati ku” kemudian dia terbangun dan sadar bahwa keutamaan dan tingkatan sholat berjamaah itu tidak bisa di gantikan dengan sholat sendirian meskipun dengan 27 kali sholat atau bahkan berapapun tetaplah Sholad sendiri.

Dari Hikayat Itu kita bisa simpulkan dan petik Hikmahnya , betapa utama dan berharga sholat berjamaah itu, Sampai si Fulan mau mencari masjid yang masih ada sholat berjmahnya tapi tak berhasil dia temukan dan akhirnya dia putuskan untuk sholad sendiri degan 27 kali sampai dia mendapai mimpi iu.

“Dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu, ia berkata, 'Bersabda Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam, 'Shalat seseorang dengan berjama'ah lebih besar pahalanya sebanyak 25 atau 27 derajat daripada shalat di rumahnya atau di pasar (maksudnya shalat sendirian). Hal itu dikarenakan apabila salah seorang di antara kamu telah berwudhu dengan baik kemudian pergi ke masjid, tidak ada yang menggerakkan untuk itu kecuali karena dia ingin shalat, maka tidak satu langkah pun yang dilangkahkannya kecuali dengannya dinaikkan satu derajat baginya dan dihapuskan satu kesalahan darinya sampai dia memasuki masjid. Dan apabila dia masuk masjid, maka ia terhitung shalat selama shalat menjadi penyebab baginya untuk tetap berada di dalam masjid itu, dan malaikat pun mengu-capkan shalawat kepada salah seorang dari kamu selama dia duduk di tempat shalatnya. Para malaikat berkata, 'Ya Allah, berilah rahmat kepadanya, ampunilah dia dan terimalah taubatnya.' Selama ia tidak berbuat hal yang mengganggu dan tetap berada dalam keadaan suci'.

Hukum Gambar

Assalamu 'alaikum wa rokhmatullohi wa barokaatuh...

Sebelumnya, perkenankan saya memberi alasan "kenapa menyebar pesan group JU dgn judul hukum gambar??"

Jawabnya: itu karena ada saja anggapan bahwa gambar 2 dimensi itu haram...

Memang ada beberapa hadits shahih dimana Rasulullah saw hanya menunjukkan ketidaksenangannya saja terhadap gambar semacam ini karena menyerupai gaya hidup orang yang suka bermewah-mewahan dan gemar dengan sesuatu yang rendah nilainya, seperti hadits yang diceritakan oleh Aisyah bahwa Rasulullah saw keluar dalam salah satu peperangan, lalu saya membuat gordin (yang ada gambarnya) lantas saya tutupkan pada pintu. Ketika beliau datang dan melihat gordin, saya melihat tanda kebencian di wajah beliau, lantas beliau melepas gordin itu dan kain itu disobek atau dipotongnya seraya berkata,”Sesungguhnya Allah tidak menuyuruh kita mengenakan pakaian pada batu dan tanah.’ Aisyah berkata,’Lalu kami potong dan kami buat dua buah bantal, dan kami isi dengan sabut, dan beliau tidak mencela tindakan saya tersebut.”

sekarang, perkenankan saya menyampaikan 2 buah hadist shohih yg menunjukan bahwa gambar 2 dimensi itu sebagai pengecualian:

1. Busr berkata, ”Sesudah itu Zaid jatuh sakit, lalu kami menjenguknya. Tiba-tiba di pintunya terdapat Kordin yang ada lukisannya (makhluk hidup). Lantas aku bertanya kepada Ubaidillah bin al Khaulani, anak tiri Maimunah, Istri Rasulullah saw (yang sedang bersama Zaid),’Bukankah Zaid telah memberitahukan kepada kita tentang gambar pada hari pertama/dahulu ?’ Ubaidilah menjawab, ’Apakah engkau tidak mendengar ketika dia berkata, ’KECUALI LUKISAN PADA KAIN/KORDIN.” (HR. Bukhori_ bukhori shohih ga ya? hehehe)

2. Tirmidzi meriwayatkan dengan sanadnya dari Utbah bahwa dia pernah menjenguk Abu Thalhah al Anshari, lalu didapatkannya Sahl bin Hanif (seorang sahabat yang lain) sedang berada di sisinya. Kemudian Abu Thalhah meminta untuk melepas kain hamparan (seprei) yang ada diabawahnya karena ada gambarnya. Kemudian Sahl bertanya kepadanya, ”Mengapa engkau lepas?’ dia menjawab,’karena ada gambarnya. Sedangkan Nabi saw bersabda mengenai hal ini sebagaimana engkau telah mengetahuinya.’ Sahl berkata,’Bukankah beliau yang bersabda, ’Kecuali lukisan yang ada pada kain?’ Abu Thalhah menjawab,’Ya, tapi dengan melepas seprei ini hatiku lebih senang.” Tirmidzi berkata, ”Ini adalah hadits hasan shahih.”

Kedua hadits ini menunjukkan bahwa yang diharamkan adalah gambar yang berbodi/ 3 dimensi atau biasa disebut dengan patung. Adapun gambar-gambar atau lukisan-lukisan di papan, pakaian, lantai, tembok dan sebagainya (2 dimensi) maka tidak terdapat nash yang sharih (jelas dan tegas) yang mengharamkannya, bahkan 2 hadist diatas menunjukan gambar 2 dimensi jelas sebagai pengecualian..

Kalau gambar 2 dimensi itu haram, semestinya dua hadist tersebut di hilangkan saja... jangan pernah di sampaikan. Namun berhubung tidak ada yg berani men-sobek-sobek 2 hadist tersebut (tukul mode on_hehehe), maka hukum gambar 2 dimensi tidaklah haram. Namun kalau gambar 2 dimensi di sembah-sembah, maka musyriklah orang itu.

Demikian penjelasan dari saya. Mohon maaf kalau kurang berkenan
Wassalamu 'Alaikum Wa Rohmatullohi Wa Barokaatuh

Kenapa sholat rutin, tapi maksiyat jalan terus??

Mengingat kembali isi teks Bapak pengurus kita edisi yang lalu, ane pengen sharing kembali betapa pentingnya kita melaksanakan ibadah yg paling utama bagi orang iman yaitu sholat lima waktu dengan tertib. Banyak dari kita yg karena sudah terbiasa dengan sholat ini malah terkesan kurang mengagungkan, kurang membentengi amalan kita, dan bahkan kurang bisa merasakan manfaat dan nikmatnya sholat lima waktu ini.

Sebelumnya mari kita baca ayat ini dulu:

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur'an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).” (QS. Al-Ankabuut:45).

dan hadtis ini:

“Amal hamba yang pertama kali dihisab pada hari kiamat adalah sholat. Apabila sholatnya baik maka sungguh dia telah berbahagia dan selamat. Dan apabila jelek sholatnya maka dia telah binasa dan merugi” (HR. Baihaqi)

Dari ayat dan hadits tersebut, dapat kita fahami bahwa sholat adalah pondasi keimanan kita dan bisa menjadi benteng dalam menjaga diri kita dari pelanggaran2 dan maksiyat, tetapi nyatanya kok banyak dari kita yang sepertinya masih melakukan pelanggaran2, maksiyat, dll padahal kita sudah melakukan ibadah sholat???

berikut ini cuplikan artikel yg ane rasa cukup bagus untuk merefresh memory kita tentang betapa besar manfaat sholat 5 waktu apabila kita melaksanakannya dengan tertib dan benar. langsung aja kita cekidot :D

Banyak muslim yg melaksanakan ibadah sholat, tapi..

sholat iya, Bohong Iya

sholat iya, pelanggaran2 iya

sholat iya, korupsi Iya

istilahnya STMJ (Sholat Terus Maksiat Jalan)

apakah Alloh telah berdusta dengan berfirman bahwa sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar????.... tentu saja tidak......!

Ternyata sholat Kita Selama inilah yang kurang benar sehingga maksiat terus dilakukan setiap hari.

Lha? Salahnya dimana....? Perasaan sholatnya dah bener deh??

salahnya di mana? Oke kita langsung Lihat jawabnnya...

1. Dari Cara Berpikir kita

Kenapa?? ternyata Masih Banyak Sekali Orang Islam Yang Tujuan Sholatnya salah, karena Paradigma kita selama ini, Sholat tujuannya Untuk...

SEKADAR MENGGUGURKAN KEWAJIBAN

Lha? Apa Yang salah dari Paradigma tesebut ???

Bukan Salah bro n sis... Tapi Kurang benar....

Makanya Kenapa banyak orang yang sholatnya Pengen Cepat-cepat???

"yang penting sholatnya selesai!!" kata orang secara umum
"Lebih Cepat Lebih Baik" slogan JK

Nah, ini yang membuat sholat kita Kurang bener....
karena target "mengugurkan kewajibannya" sudah selesai dan habis sholat ga ada pengaruh apa2 bwt kita.. maksiat tetep jalan...
jadi lebih menikmati "Selesai Sholatnya" dibandingkan "Pas Sholatnya"

Jadi Bagaimana Paradigma kita yang Benar????

Paradigma yang seharusnya di pikiran kita yaitu Tujuan Sholat Adalah:

>> BERSYUKUR KEPADA ALLAH, DAN BUTUH KEPADA ALLAH

Ketika kita hendak sholat, jangan niat "Cepet selesai nih sholatnya.."

tapi ketika mau sholat, kita niatkan dalam hati dengan tulus...

"Ya Allah... Saya Ingin Bersyukur Kepadamu ya Allah karena diberi nikmat sebanyak ini... Dan saya Butuh KepadaMu ya Allah agar saya dijadikan Ahli Surga"

lalu bertakbirlah... dan lihat Apa Yang Terjadi....

2. Dari Pelaksanaan Sholat Kita

Ternyata selama ini Yang Kita Lakukan Kurang benar dalam Melaksanakan Sholat.... Dan Yang Menyebabkan Sholat kita kurang benar adalah ...

SEKADAR MEMBACA DAN BERGERAK

Lha?? ini lagi??? Apa salahnya Coba???

Inget bro n sis, Kita Sholat sedang bertemu Siapa dan meminta kepada Siapa?? Kepada ALLAH...

coba kalo kita minta duit 500 ribu ke Orang Tua lalu berkata
dengan nada datar dan cepat..

"buMintaDuitLimaRatusRibuBuBuatSppBulanIniBolehGaB u???"

Ibu kalian pasti Ngomong
"Ngomong apasih ga jelas? "

atau walau Ibu kalian mengerti pasti ngomong
"Kamu Minta apa baca Mantra?????"

Begitu juga dengan sholat, jika kita baca Alfatihah

"Bismillhrmnrrhimalhmdulillahirbbilalminarhmnnrrhim m....Assalamu'alaikumwrwb!!"

tiba-tiba udah salam aja... Apakah Diterima Sholatnya Ama Allah??? Wallahua'lam

Nah, sekarang ubah cara kita bukan membaca dan bergerak tapi:

>> BERBICARA DENGAN HATI DAN BERGERAK....

Bukan Membaca kepada Allah, tapi berbicara Kepada Allah

beda membaca "Alloohuakbar" dengan berbicara sambil menghayati "Allloohu Akbar..."
dan di dalam hati kau Berbicara "Ya Allah... Hanya Engkaulah Yang Maha Besar" Sehingga kita memang Berbicara Kepada Allah... Bukan Membaca

seperti kalo kita ngmong ke kekasih kita

"SyangKmuCntikDehMwGaKitajlnJln!!"

pasti kekasih kita ngomong "Ichh Apppan sihh???"

coba kalo kita berbicara dengan hati..

"Sayang.... Kamu Cantik Bangeeeeett...... kita jalan-jalan mw nggak Yaang....? "

Beuhh!!! Deg2an langsung tuh Kekasih Agan dibilang kayak gitu

Begitu juga dengan Sholat....

Jika kita selama ini berbicara kepada kekasih dengan hati tapi sholat hanya membaca di mulut saja... itu membuktikan Bahwa bro n sis lebih mencintai Kekasih Agan dibandingkan Allah SWT...

Nah Makanya bro n sis sekalian harus tahu arti bacaan Sholatnya dan dipahami biar pas sholatnya n bisa lebih menghayati setiap ucapan dan gerakan sholat itu.

Coba Lakukanlah Sholat dengan cara Berbicara dalam hati.... dan lihat apa yang terjadi... jangan sekadar mulut... tapi mulailah dengan hati ketika sholat.
Tapi Inget, Kita kalo mengucapkan lewat mulut harus pake Bahasa Qur'an, itu sudah kewajiban tapi kalo lewat hati harus menggunakan bahasa yang kita pahami.. syukur2 kalo pake bahasa qur'an kita sudah faham artinya, mangstep banget tuh bro n sis :D

Ane Contohkan biasanya Pas ane Sholat
Baca Alfatihah:

(bacanya sambil diresapi dan dihayati)

A'udzubillaahiminasysyatihoonirrojiim..
(Aku berlindung kepada Alloh dari godaan syaitan yg terkutuk)

Bismillaahirrahmanirrahiiiimmm

(Dengan namamu Ya Allah..... Engkaulah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

AlhamdulilllaahiRabbil'Alamiiin....

(Segala Puji Bagimu Ya Allah... Engkaulah Tuhan Yang Menguasai Semesta Alam...)

ArRahmaaanirrRahiiim....

(Hanya Engkaulah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang)

MaalikiYaumiddiiinn....

(Engkaulah Penguasa Hari Pembalasan....)

Iyya Kana'buduwa Iyya Kanasta'iiinn....

(Hanya Kepada engkau Ya Allahh... hamba Beribadah...
Dan Hanya Kepada Engkau juga Ya Allah... hamba memohon Pertolongan)

Ihdinasshirooothol Mustaqim...

(Tunjukkan Jalan Bagi hamba ini ya Allah, Jalan-Mu yang Lurus Ya Allah...)

Shirootolladziina 'An'amta 'alaihim,,

(Jalan yang Engkau beri nikmat ya Allah...)

Ghoiril Maghdhuubi'Alaihim Waladhhoooliiin.....

(Bukan jalan yang Engkau Murkai Ya Allah, dan Bukan pula jalan yang sesat...)

Aamiin...

(Kabulkanlah Do'a hamba Ya Allah.....)

Kalo sholat udah jadi kebutuhan kita... pasti kalo denger Adzan kita tidak ngomong "Adzan lagi... adzan lagi...

tapi kita berbicara "Alhamdulillah Saya harus siap-siap Bertemu dengan Allah lagi nih.. di rumahNya :D"

Dan Mulai sekarang, mari kita lakukan dan biasakan Sholat seperti ini setiap harinya...

Ane sudah membuktikan dan Alhamdulillah maksiat yang biasa Ane lakukan jauh berkurang (tapi belum hilang total sih:malu)...
& Ane cenderung lebih mudah berbuat kebaikan... :D

sebenarnya masih banyak mengapa Sholat kita kurang Benar... tapi Kedua di atas adalah intinya...
jika sudah terbiasa... otomatis kita tak sadar bahwa sholat kita benar2 lama!!(kalo sholatnya sendiri)

jika yang di atas sudah dilaksanakan...tinggal dipahami & dilaksanakan aturan2 sholat yang diajarkan rasulullah .. Insya Allah Mudah :D

untuk aturan sholat yang lain silahkan liat di kitabussolahnya masing2 :D

Jadi kesimpulan dari artikel ini adalah:
1. Jadikan sholat kita sebagai sarana untuk bersyukur kepada alloh dan menunjukkan bahwa kita membutuhkan rahmat dan ridhoNya
2. Jadikan sholat itu sebagai kegiatan berbicara dengan alloh, menghadap kepada alloh dan meminta kepadaNya agar diberi petunjuk dan diselamatkan dari siksaanNya.
3. Dengan merasakan kedekatan kita dengan alloh, maka kita akan semakin mutawari/hati2 dalam beraktifitas sehari2 dan lebih termotivasi untuk beribadah dengan sungguh2 dan penuh semangat.