Senin, 25 April 2011

Membangun Rasa Percaya Diri

I. PENDAHULUAN
Pernahkah anda mengalami krisis kepercayaan diri atau dalam bahasa sehari-hari tidak P.D dalam mcnghadapi sualu situasi atau persoalan? Saya yakin hampir setiap orang insya Alloh pernafa mengalami krisis kepercayaan diri dalam rentang kehidupannya, sejak masih anak-anak hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut. Individu sering berkata pada diri sendiri, "Dulu saya tidak penakut sepcrti ini...kenapa sekarang jadi begini?" Ada juga yang berkata, "Kok saya tidak seperti dia...yang selalu percaya diri...rasanya selalu saja ada yang kurang dari diri saya...saya maiu menjadi diri saya!" Pertanyaan-pertanyaan itulah yang sering muncul dalam diri dan seringkali ketika akan melakukan sesualu terasa di dada begitu berdebar dan susah untuk ditenangkan kembali, Kadang sampai takut untuk menunjukkan identitas dirinya karena sudah merasa sebagai kekurangan/kelemahan, walaupun kelemahan itu sebetulnya hanya angan-angannya semata. Sudah tentu, hilangnya rasa percaya diri seperti itu menjadi sesuatu yang amat mengganggu, tcrlebih ketika dihadapkan pada tantangan ataupun situasi baru.
Menyikapi kondisi seperti tersebut dialas maka akan muncul pertanyaan dalam benak kita : mengapa rasa percaya diri (self confidence) begitu penting dalam kehidupan individu? Lalu apakah kurangnya rasa percaya diri dapat diperbaiki sehingga tidak menghambat perkembangan individu dalam menjalankan tugas sehari-hari maupun dalam hu bung an interpersonal? Jika memang rasa kurang percaya diri dapat diperbaiki, langkah-langkah apakah yang harus dilakukan? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam makalah ini yang akan dijabarkan dalam dua dimensi, yaitu dimensi psikologis dan dimensi agama.
Akan tetapi sebelum menuju kepada rasa percaya diri, perlu pula dikctahui tentang perlunya harga diri (self esteem), karena pada hakikatnya sumber dari tumbuhnya rasa percaya diri adalah berawai dari terbangunnya sikap self esteem (harga diri). Bahkan ciri-ciri bahwa seseorang mempunyai harga diri (self esteem) yang kuat itu salah satunya adalah dia mempunyai self confidence (percaya diri). Perbedaan antara self esteem dan self confidence adalah, kalau sudah mempunyai self esteem berarti sudah pula mcmiliki self confidence, akan tetapi walau sudah memiliki self confidence be 1 urn tentu memiliki self esteem.
II. HARGA DIRI / JATI DIRI {SELFESTEEM)
Apa harga diri itu? Harga diri itu adalah hal menyukai diri. Ini bukannya sualu kesombongan atau keangkuhan sebagaimana orang yang lersinggung "harga dirinya", tapi percaya pada diri dan tindakan anda sendiri, atau nilai-nilai standard yang kita berikan pada diri sendiri tentang emosi, fisikal (jasmaniah) dan spiritual (rohaniah). Atau lebih lengkapnya harga diri adalah perasaan. perilaku dan mengetahui bahwa anda berhak untuk memilih apa yang anda kehendaki sebagai bagian dari kehidupan anda dan mengambil sikap untuk melakukan tindakan yang anda pilih di berbagai area kehidupan anda yang akan membuat perasaan tentang diri sendiri menjadi Icbih baik dan lebih percaya diri. Self esteem ini adalah sebuah ketrampiian yang dapat dipelajari dan dilatih olch siapapun seperti halnya mempelajari banyak hal dalam kehidupan ini. Rata kunci yang harus selalu diingat adalah bahwa self esteem ini adalah sebuah ketrampiian. bukan sesuatu yang diketahui sejak lahir.
Mcngapa harga diri itu penting? Karcna :
  Di dalam setiap budaya ada taraf dasar harga diri yang diperlukan.
  Harga diri membantu orang merasa mampu mengembangkan ketrampilannya dan berguna bagi masyarakat.
  Penelitian menyatakan bahwa orang perlu akan harga diri yang kuat agar merasa yakin berbuat sesuatu dan menggunakan kemampuan dan bakatnya sebaik-baiknya.
   Harga diri yang rendah bisa berkaitan dengan kesehatan seperti stress, sakit jantung dan bcrtambahnya ulah "nakal".
A. Karakteristik Self Esteem
Self esteem ditinjau dari kondisinya dibedakan dalam dua kondisi ; 1). Strong (kuat), 2) Weak (lemah).
Orang yang mempunyai self esteem yang kuat akan mampu membina relasi yang baik dan schat dengan orang lain, bersikap sopan dan menjadikan diri'nya menjadi orang yang berhasil.
Ciri-ciri orang yang inemiliki self esteem yang kuat adalah :
1.   Self confidence (percaya diri).
Yaitu menghadapi segala sesuatu dengan penuh percaya diri dan tidak mudah putus asa. Individu dengan self esteem yang kuat menyadari sepenuhnya segala kelebihan dan kekurangan yang dimjlikinya, dan dja bisa menerima hal ini semuanya dengan baik. Dia yakin akan kemampuan yang dimilikinya serta dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang muncul. Rasa percaya diri yang kuat itu dapat dimanfaatkan untuk bisa mengatasi segala kendala yang datang dalam hidup sekaligus keberhasilannya adalah melalui semua kendala tersebut. Bila menghadapi suatu krisis, dia tidak akan mudah untuk putus asa dan keberhasilan yang dicapainya tidak akan membuatnya besar kepala / terlalu yakin pada diri sendiri.
2.  Goal oriented (mengacu hasil akhir).
Yaitu ketika ingin melaksanakan sesuatu selalu memikirkan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai tujuannya itu dengan memikirkan segala konsekuensi yang diperkirakan akan munpui, serta memikii^analternatif lainnya untuk mencapai tujuannya lersebut. Cita-cita selalu re-alistis..(tidak muluk-mulukj. sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya akan tetapi tetap,diseriai tekad dan kerja keras untuk menggapainya. Yang paling pcnting dia akan selalu, smp untuk menghadapi segala konsekuensi bila gagal mencapai cita-citanya dan sekaligus menyiapkan diri jika cita-citanya berhasil.
3.  Appreciative (menghargai).
Yailu merasa cukup dan selalu bisa menghargai yang ad a di sekelilingnya serla dapat membagi kesenangannya, dengan orang lain, Bila seseorang merasa bahagia dan baik pada diri send in. dia akan mampu memheritaluikan haJ-hal yang, baik pada orang lain serta menunjukkan keinginan yang tulus dan juga menghormati orang lain, Kualitas yang dimiliki inilah yang akan banyak membantu dirinya untuk membentuk suatu relasi/hubungan yang sangat berarti dan saling menguntungkan.
4.  Contented (puas/senang).
Yaitu bisa menerima dirinya apa adanya denganL segala kelemahan dan kelebihannya serta mempunyai loleransi yang tinggi atas kelemahan orang lain dan mau be 1 ajar dari orang lain. Dengan demikian dia tidak fokus pada apa yang tidak dimilikinya dan apa yang tidak dapat dikerjakannya. Dia melihat masa depan dengan apa. yang ada pada dirinya dan yang bisa dilakukannya,, dan bukannya masa depan yang sekedar meni.rukan orang lain,
Sebaliknya individu yang. memiiiki.self esteem yang .lemah^memiliki citra diri negatif dan konsep diri yang buruk, Semuanya akan menjadi penghalang kemampuannya sendiri dalani membentuk satu hubungan antai individu'agar'hyamari''dari baik untuk dirinya. Bahkan seringkali menghukum dirinya sendiri' atas ketidakmampuannya dan terlarut dalam penyesalan. Penghargaan diri yang rendah juga akan memicu seseorang untuk melakukan dua sikap ekstrim yang merugikan, yaitu sikap pasif dan sikap agresif. Sikap pasif yaitu sikap yang tidak tegas dalam melakukan berbagai tindakan akibat adanya rasa takut membuat orang lain tersinggung, merasa diperintah atau digurui yang membuat diri menjadi benci dan merasa dikucilkan. Sikap agresif dalam hal ini yaitu memaksakan gagasan, tidak man menerima masukan dari orang lain dan cenderung inenguhdang perdebatan daripada menyelesaikan masalah. Padahal sikap menentang dan mengabaikan ide-ide orang lain berarti menghambat tercapainya keputusan yang tepat dan akurat.
Ciri-ciri orang yang memiliki self esteem yang lemah (weak) adalah :
1.   Critical (selalu mencela).
Yaitu biasanya selalu mencela orang lain;  banyak keinginannya dan sering kali tidak terpenuhi, senang memperbesar masalah-masalah kecil dan sering kali tidak mau mengakui kekurangannya.
2.  Self-centred (mementingkan diri sendiri).
Yaitu biasanya egois, tidak peduli dengan kebutuhan orang lain atau perasaan orang lain, segala sesuatunya berpusat pada dirinya sendiri, tidak ada tenggang rasa dengan lainnya yang akhirnya berakibat bisa menjadi frustrasi. Perilaku ini akan menjauhkan dirinya orang-orang di sekelilingnya (susah berhubungan dengan orang lain).
3.  Cynical (sinis / suka mengolok-olok).
Yaitu senang meledek orang lain dengan omongan yang sinis, sering mensalahartikan pemikiran, kegiatan. kebaikan serta niat baik orang lain sehingga orang lain juga tidak senang padanya. Dia merasa selama ini tidak mendapatkan perlakuan yang adil oleh sekelilingnya dan lebih percaya bahwa orang lain buruk. Semuanya terjadi hanya karena dendam/kebencian yang mendalam dan sesungguhnya hanya terjadi dalam fantasinya semata.
4.  Diffident (malu-malu).
Yaitu menyangkal atas semua kelemahannya, tidak pernah bisa membuktikan kelebihannya dan sering kali gagal dalam melakukan sesuatu. Dia menderita karena meragukan kemampuan dirinya sendiri dan tidak memiliki rasa aman. Hal-hal serta kesalahan kecil seringkali diperhitungkan terlalu serius dan dilihat sebagai bukti ketidakmampuan dirinya. Walaupun dia memiliki talenta (bakat) dan kemampuan seperti orang lain, tapi dia gagal untuk bisa memperlihatkan tanggung jawabnya dan juga gagal dalam memanfaatkan kelebihannya karena dia sudah membayangkan kegagalan yang ada di hadapannya.
B. Kiat Membangun dan Mengcmbangkan Self Esteem
Ada enam faktor yang dapat mendukung untuk membangun self esteem yang biasanya disingkat dengan G-R-O-W-T-H, yaitu ; 1). Goal setting, 2). Risk taking, 3). Opening up. 4). Wise-choice making, 5). Time sharing dan 6). Healing.
1. Goal setting (merencanakan tujuan), yaitu menentukan tujuan hidup.
2.       Risk taking (mengambil resiko). yaitu berani untuk mengambil resiko, karena seseorang tidak akan pernah mengetahui kemampuan diri sendiri jika tidak mau mengambil resiko.
3.       Opening up (membuka diri). yaitu kalau seseorang mau membuka diri dan berbagi rasa (sharing) dengan orang lain, maka akan mudah baginya untuk mengenali dirinya sendiri.
4.       Wise-choice making (niembuat keputusan yang bijaksana), yaitu kalau seseorang biasa membuat keputusan yang benar maka akan meningkatkan self confidence dan self esteem.
5.       Time sharing (berjalan sesuai dengan waktu), yaitu jangan terlalu memberikan tekanan/paksaaan pada diri sendiri untuk mendapatkan perubahan, karena tidak mungkin perubahan bisa didapat secara instant (langsung) dan tekanan tersebut justru akan membuat diri kita sendiri mundur ke belakang. Biarlah perubahan itu terjadi sesuai kapasitas diri dan berjalannya waktu.
6. Healing (penyembuhan), yaiiu penyembuhan dalam arti fisik dan mental dan ha! itu bisa dilakukan dengan cara membuat komttmen dan thankful (rasa syukur) dan yakin terhadap qodar Alloh. Firman Alloh :
Ingatfah kalian paduKu maka A hi ingat /cepacia kalian, dan hersyukurlah kalian pada Kit dan jangan kujur kalian padaKu.
"Katukunlah, tidak akan menimpa pada kami kecuali apa-apa yang telah Alloh tentukan pada kami, Diet (Allah) kekasih kami, dan kepada Alloh hendaklah orang-orang iman herserah diri."
Diriwayatkan dari Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam :
Iman terhadap qodar dapat menghilangkan susah kecii dan susah hesar.
Self esteem adalah suatu kualitas yang dapat ditingkatkan pada setiap saat dalam kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unuir, pendidikan. status sosial. Membangun self esteem adalah suatu proses yang memerlukan waktu dan membutuhkan kesabaran serta kctekunan. Walaupun perjuangan untuk membangun self esteem itu lidak mudah, tetapi pantas untuk tetap dilakukan karena hasilnya bisa dinikmati untuk selamanya.
Adapun cara-cara/langkah untuk meningkatkan self esteem :
1.       Memberikan positive stroke (sentuhan positif) pada orang lain.
Yaitu menghargai terhadap orang lain walaupun terhadap hal-hal yang kecil dengan sentuhan dan kata-kata yang diungkapkan secara spesifik serta ekspresi wajah. Sentuhan positif dapat membantu meningkatkan dan memperkuat self esteem bagi si pencrima dan pemberi sentuhan positif tersebut. Memberikan sentuhan positif adalah eara untuk memherikan penghargaan yang sehal kepada orang lain. Bila kila memperlakukan orang lain dengan hormat dan penuh kasih sayang, harga diri kita secara tidak langsung ikut terbawa menjadi lebih kuat lagi. Kendala yang biasanya timbul adalah bagaimana cara mengkomunikasikan perasaan-perasaan positif itu kepada orang lain. Meningkatkan self esteem adalah merupakan salah satu cara untuk keluar dari kendala tersebut yang selama ini ada dalam hubungan seseorang dengan orang lain. Adapun cara memberikan sentuhan positif:
a). Pandanglah langsung pada mata orang yang diberikan sentuhan positif. Hal ini untuk menunjukkan keseriusan dan perhatian seseorang.
b) Berkatalah dengan kata-kata labih jelas, lebih spesifik, hangat dan nada suara yang baik.
2.       Tidak memberikan plastic stroke (sentuhan palsu / basa-basi) pada orang lain. Penghargaan yang diberikan pada orang hanyalah merupakan basa-basi, dianggap tidak ada artinya sama sekali sehingga membuat orang lain merasa tidak nyaman. Pujian-pujian yang berlebihan atau tidak tulus dimasukkan sebagai kategori sentuhan palsu yang tidak berharga dan tidak akan meningkatkan self esteem, baik pemberi maupun penerimanya. Akibatnya perlahan-lahan pemberi sentuhan akan kehilangan kredibilitasnya dan pesan-pesan yang diberikan akan hilang dengan percuma.
3.       Harus bisa menerima dan belajar untuk menerima positive stroke yang diberikan orang lain. Dibesarkan dengan latar belakang budaya Timur membuat kita sering merasa canggung bila menerima sentuhan-sentuhan positif, sehingga menolak sentuhan positif tersebut. Ini bukanlah hal yang baik, dan merupakan satu kekurangan yang mengurangi rasa harga diri dan membuktikan self esteem seseorang lemah. Sentuhan-sentuhan positif penting sekali untuk memelihara self esteem agar tetap kuat, serta menjamin kesehatan emosional seseorang. Bila sentuhan positif ditolak, ini bisa menyinggung pemberi dan tentunya dia jadi enggan untuk memberikan sentuhan positif di masa mendatang. Sekalipun sescorang itu memiliki self esteem yang kuat, dia pasti juga akan pernah mengalami masa-masa yang tidak menentu/pasti. Dalam masa-masa seperti inilah, berbagi rasa dengan orang lain yang memiliki empati dan welas asih, akan banyak membantu menguatkan kembali self esteem.
4.              Menolak plastic stroke dengan halus dan tanpa pamrih.
      Tidak jarang, ketika menghadapi masa-masa sulit, kita berhadapan dengan orang yang selalu memberikan sentuhan dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang negatif yang langsung memvonis bahwa dia salah, misalnya, "Kamu itu masih mentah, kenapa nekad?..." Bila sentuhan negatif diberikan, seseorang berhak menolaknya dengan halus dan sopan, karena itu semuanya tidak ada manfaatnya dan bahkan merusak self esteem seseorang dan membuat kita menjadi tidak berharga dan salah menilai diri sendiri.
5.    Bersungguh-sungguh menetapi apa yang sedang kita usahakan, sebab tidaklah akan bernilai kalau tidak disertai usaha yang gigih dan sungguh-sungguh, sebagaimana orang bijak mengatakan :    (Barangsiapa bersungguh-sungguh maka dia menjumpai.)
Bahkan dalam urusan-urusan agama Alloh berfirman :
Barangsiapa yang mempersungguh, maka mempersungguhnya manfaat bagi dirinya sendiri, sesungguhnya Alloh niscaya Maha Kaya faun dart (tidak memerlukan) seluruh alam.
Dan orang-orang yang mempersungguh di dalam jakm Kami (Alloh)  niscaya Kami tunjukkan padajalan Kami.
6.   Berdo'a dan meminta pertolongan hanya kepada Ailoh Azza wa Jalla.
Yang perlu dilahami bahwa kondisi self esteem seseorang tidaklah selalu dalam posisi strong atau selalu weak. Self esteem dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi, kondisi diri dan lingkungan yang dihadapainya.
III. KEPERCAYAAN DIRI
Percaya diri adalah keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai dan tujuan diri kita. Atau bisa juga didefinisikan sebagai sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias "sakti77. Rasa percaya diri yang kuat sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana dia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa -karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Banyak ahli menilai bahwa percaya diri merupakan faktor penting yang menimbulkan perbedaan besar antara sukses dan gagal,
A. Karakteristik atau Ciri-ciri Individu yang Percaya Diri
Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, diantaranya adalah :
       Percaya akan kompetensi/keniampuan diri, bingga tidak membutuhkan pujian, pengaktian, penerimaan, ataupun penghormatan orang lain.
       Tidak lerdorong untuk menunjukkan sikap konformis (mengorbankan hal-hal yang prinsip) demi diterima oleh orang lain atau kelompok.
       Berani mencrima dan mengbadapi penolakan orang lain (tidak jatuh mental), berani menjadi diri sendiri.
       Punya pengendalian diri yang baik tidak moody (dat-nyeng/dog-ser) dan emosinya stabil.
       Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mcngharapkan bantuan orang Iain).
       Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi di luar dirinya.
       Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan ilu tidak terwujud, dia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.
B.  Karakteristik atau Ciri-eiri Iudividu yang Kurang Percaya Diri
Beberapa ciri atau karakteristik iudividu yang kurang percaya diri, diantaranya adalah:
  Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.
  Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.
  Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah kemampuan diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.
   Pesimis, mud ah menilai scgala sesuatu dari si si negatif.
  Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.
Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus karena undervalue (menilai rendah) diri sendiri,
Selaln menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu dan takut.
  Mempunyai external loeus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).
C.  Perkembangan Rasa Percaya Diri
Pola Asuh (Lingkungan Keluarga)
Para ahli berkeyakinan bahwa kepercayaan diri, sebagaimana harga diri, bukanlah diperoleh secara instant, melainkan melalui proses yang beriangsung sejak usia dini, dalam kehidupan bersama orang tua. Meskipun banyak faktor yang mempengaruhi kepercayaan diri seseorang, namun faktor pola asuh dan interaksi di usia dini, merupakan faktor yang amat mendasar bagi pembentukan rasa percaya diri. Sikap orang tua, akan diterima oleh anak sesuai dengan persepsinya pada saat itu. Orang tua yang menunjukkan perhatian, penerimaan, cinta dan kasih sayang serta kelekatan emosional yang lulus dengan anak, akan membangkitkan rasa percara diri pada anak tersebut. Anak akan merasa bahwa dirinya berharga dan bernilai di mata orang tuanya, Dan, meskipun dia mclakukan kcsalaban, dari sikap orang tua anak melihat bahwa dirinya tetaplah dihargai dan dikasihi. Anak dicintai dan dihargai bukan tergantung pada prestasi atau perbuatan baiknya, namun karena eksistensinya (keberadaannya). Di kemudian hari anak tersebut akan tumbuh mcnjadi individu yang mampu menilai positif dirinya dan mempunyai harapan yang realistik terhadap diri, seperti orang tuanya meletakkan harapan realistik terhadap dirinya,
Lain lialnya dengan orang tua yang kurang memberikan perhatian perkembangan jiwa pada anak, atau suka mengkritik, sering memarahi anak namun kalau anak berbuat baik tidak pernah dipuji, tidak pernah puas dengan hasil yang dieapai oleh anak, ataupun seolah-olah menunjukkati kelidakpercayaan mereka pada kemampuan dan kemandirian anak dengan sikap over protective (perlindungan yang berlebihan) yang makin meningkatkan keiergantungan.
Tindakan owrproicctive orang tua, menghambat perkembangan kepercayaan diri pada anak karena anak tidak belajar mengatasi problem dan tantangannya sendiri, segala sesuatu disediakan dan dibantu orang tua, Anak akan merasa, bahwa dirinya buruk, lemah, lidak diciniai, lidak dibululikan, selalu gagat, lidak pernah menyenangkan dan membahagiakan orang tua. Anak akan merasa rendah diri di mata saudara kandungnya yang lain alau di hadapan leman-temannya.
Menurut para psikolog, orang tua dan masyarakat seringkali meletakkan standar dan harapan yang kurang realislik terhadap seorang anak ataupun individu. Sikap suka membanding-bandingkan anak, mempergunjingkan kelemahan anak, ataupun membicarakan kelebihan anak lain di depan anak sendiri, tanpa sadar menjaiuhkan harga diri anak-anak tersebul. Selain itu, tanpa sadar masyarakat sering mencipiakan tren yang dijadikan standar patokan sebuah presiasi ataupun penerimaan sosial. Contoh kasus yang riil pernah terjadi di tanah air, ada seorang anak bunuh diri gara-gara dirinya tidak diterima masuk di jurusan A1 (IPA), meski dia sudah bersekolah di tempat yang elit; rupanya sang orang tua mengharap anaknya diterima di Al atau paling tidak A2. agar kelak bisa menjadi dokter. Atau. orang tua yang memaksakan anaknya ikut les ini dan itu, hanya karena anak-anak lainnya pun demikian.
Situasi ini pada akhirnya mendorong anak tumbuh menjadi individu yang tidak bisa menerima kenyataan dirinya, karena di masa lalu (bahkan hingga kini), setiap orang mengharapkan dirinya menjadi seseorang yang bukan dirinya sendiri. Akhirnya, anak lumbuh menjadi individu yang punya pola pikir : bahwa untuk bisa diterima, dihargai, dicintai, dan diakui, harus menyenangkan orang lain dan mengikuli keinginan mereka, Pada saat individu tersebul di tan tang unluk menjadi diri sendiri, mereka lidak punya keberanian untuk ineiakukannya. Rasa percaya dirinya begilu lemah, sementara kelakutannya terlalu besar.
Pola PikirNegatif
Dalam hidup bermasyarakat, setiap individu mengalami berbagai masalah, kejadian seperti bertemu orang-orang bam, dan lain sebagainya. Reaksi individu terhadap seseorang ataupun sebuah perisliwa, amat dipengaiuhi oleh cara berpikirnya. Individu dengan rasa percaya diri yang lemah, cenderung mempersepsi / memandang segala sesuatu dari sisi negalif. Dia tidak menyadari bahwa  dari dalam dirinya lah semua negativisme itu berasal. Pola pikir individu yang kurang percaya diri, bercirikan antara Iain:
  Menekankan keharusan-keharusan pada diri sendiri ("saya harus bisa begini saya harus bisa begilu"). Kelika gagal, individu tersebut merasa seluruh hidup dan masa depannya hancur.
  Cara berpikir toialitas dan dualisme; "kalau saya sampai gagal, berarti saya memang jelek." 
  Pesimistik yang lutunstik ; satu saja kegagalan kecil, individu terse but sudah me rasa tidak akan berhasil meraih cila-citanya di masa depan. Misainya. mendapat nilai C pada saiah satu maia ktiliah, langsung bcrpikir dirinya tidak akan lulus sarjana.
  Tidak kritis dan selektif terhadap self-criticism : suka mengkritik diri sendiri dan percaya bahwa dirinya memang pantas dikritik,
Labelling : mudah menyalahkan diri sendiri dan memberikan sebuian-sebutan negalif, seperti; "saya memang bodoh...saya ditakdirkan untuk jadi orang susah", dsb.
  Sulit menerima pujian ataupun hal-hal positif dari orang Iain ; kelika orang memuji secara tulus. dia langsung merasa tidak enak dan menolak mentah-mentah pujiannya. Ketika diberi kesempatan dan kepercayaan untuk menerima tugas atau peran yang penting, dia langsung menolak dengan alasan tidak pantas dan tidak layak untuk menerimanya.
  Suka mengecilkan arti keberhasilan diri sendiri; senang mengingat dan bahkan membesar-besarkan kesalahan yang dibuat, namun mengecilkan keberhasilan yang pernah diraih. Satu kesalahan kecil, membuat dia langsung merasa menjadi orang tidak berguna.
Pengaruh Lingkungan Luar Keluarga
Ternyala sikap tidak percaya diri ini muncul selain akibal kebiasaan-kebiasaan seseorang mengembangkan sikap dan pendapat negalif tentang dirinya sendiri, sikap tidak percaya diri ini juga muncul sebagai akibat dari pengaruh lingkungannya. Pengaruh yang seperti apa? Antara lain sikap lingkungan yang membuat seseorang takut untuk mencoba, takut untuk berbuat salah, semua harus seperti yang sudah ditentukan. Karena ada rasa takut dimarahi ini, seseorang jadi malas untuk melakukan hal-hal yang berbeda dari orang kebanyakan. Mau tunjuk tangan waktu guru melemparkan pertanyaan di dalam kelas…...takut! Kadang malah mau jalan dihadapan orang banyak saja, malu setengah mati! Apalagi mau mengajak orang kenalan, mau mengatakan tidak pada orang lain, mau ikut kursus, bergaul...takut!,
Sebelum terlalu jauh, tentu kita tahu berapa kali Thomas Alfa Edison melakukan kesalahan sebelum akhirnya berhasil menemukan formula hebat untuk membuat lampu pijar. Dia tidak langsung berhasil ketika pertama kali mencoba. Apa yang bisa diambil manfaatnya? Mungkin kita perlu ratusan kali gagal sebelum mencapai satu keberhasilan. Kegagalan bukan akhir hidup kila. Kegagalan sebenarnya hanya merupakan langkah menuju keberhasilan. Setiap kesalahan membawa kita semakin dekat dengan keberhasilan. Kalau kila meyakini hal ini, pastinya percaya diri seseorang juga tidak mudah terpengaruh oleh pandangan atau sikap negalif dari lingkungannya.
D. Memupuk Rasa Percaya Diri (Dari Sudut Pandang Psikologis)
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri yang proporsional maka individu harus memulainya dari dalam diri sendiri. Hal ini sangat penting. mengingat bahwa hanya individu yang bersangkutan  yang dapat mengatasi rasa kurang percaya diri  yang  sedang dialaminya.
Beberapa saran berikut mungkin layak menjadi pertimbangan jika anda sedang mengalanii krisis kepercayaan diri.
1.   Evaluasi diri secara obyektif.
Belajar menilai diri secara obyektif dan jujur. Susunlah daftar "kekayaan" pribadi, seperli prestasi yang pernah diraih, sifat-sifat positif, potensi diri, baik yang sudah diaktualisasikan maupun yang belum, keahlian yang dimiliki, serta kesempatan ataupun sarana yang mendukung kemajuan diri. Sadari semua aset-aset berharga anda dan temukan aset yang belum dikembangkan. Pelajari kendala yang selama ini menghalangi perkembangan diri anda. seperti : pola berpikir yang keliru, niat dan motivasi yang lemah, kurangnya disiplin diri. kurangnya ketekunan dan kesabaran, tergantung pada bantuan orang lain, ataupun sebab-sebab eksternal lain. Hasil analisa dan pemetaan terhadap SWOT (Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) and Threats (ancaman) diri, kemudian digunakan untuk membuat dan menerapkan strategi pengembangan diri yang lebih realislik.
2.  Beri penghargaan yang jujur terhadap diri sendiri.
Sadari dan hargailah sekecil apapun keberhasilan dan potensi yang anda miliki. Ingatlah bahwa semua itu didapat melalui proses belajar. ber-evolusi dan transformasi diri sejak dahulu hingga kini. Mengabaikan/meremehkan satu saja prestasi yang pernah diraih, berarti mengabaikan atau menghilangkan satu jejak yang membantu anda menemukan jalan yang tepat menuju masa depan. Ketidakmampuan menghargai diri sendiri. mendorong munculnya keinginan yang tidak realistik dan berlebihan, contoh : ingin cepat kaya, ingin cantik, populer. mendapat jabatan penting dengan menghalalkan segala cara. Jika ditelaah lebih lanjut semua itu sebenarnya bersumber dari rasa rendah diri yang kronis. penolakan terhadap diri sendiri, ketidakmampuan menghargai diri sendiri - hingga berusaha mati-matian menutupi keaslian diri sendiri.
3.  Positive thinking (husnudhon).
Cobalah memerangi setiap asumsi, prasangka atau persepsi negalif yang muncul dalam benak anda. Anda bisa katakan pada diri sendiri, bahwa nobody's perfect (tidak ada seorang pun yang sempurna) dan it's okay if I made a mistake (tidak masalah, saya telah membuat kesalahan). Jangan biarkan pikiran negatif berlarut-larut karena tanpa sadar pikiran itu akan terus berakar, bercabang dan berdaun. Semakin besar dan menyebar, makin sulit dikendalikan dan dipolong. Jangan biarkan pikiran negatif (su'udhon) menguasai pikiran dan perasaan anda. Hati-hatilah agar masa depan anda tidak rusak karena keputusan keliru yang dihasilkan oleh pikiran keliru. You're what you think you Are! ... Kita menjadi apa yang kita pikirkan ... Ini adalah suatu fakta yang terpenting tentang diri sendiri, karena apa yang kita ucapkan, apa yang kita kerjakan, semuanya berawal dari pikiran. Buah pikir itu banyak sekali seperti ; saya mau makan, saya mau mengaji, ... itu semua berangkat dari pikiran kita, tapi ada buah pikir yang berakibat negatif dalam kehidupan manusia, yaitu pikiran : "saya tidak bisa, saya bodoh..." Jika pikiran itu muncul, coba tulislah untuk kemudian direview (dikaji ulang) secara logis dan rasional. Pada umumnya, orang lebih bisa melihat bahwa pikiran itu ternyata tidak benar, Untuk itu, jauhi su'udhon baik pada diri sendiri maupun pada orang lain serta berusaha menghindarkan orang lain dari su'udhon terhadap dirinya.
4.  Gunakan self-affirmation (penguatan diri).
Untuk memerangi negative thinking (su'udhon), gunakan self-affirmation yaitu berupa kata-kata yang membangkitkan rasa percaya diri, conlohnya :
  Saya pasti bisa, dengan idzin Alloh!
  Saya penentu dari keputusan yang saya ambil dalam hidup saya, dan bukan orang lain!
Saya bisa belajar dari kesalahan ini. Kesalalian ini sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga karena membantu saya memahami tantangan!
  Sayalah yang memegang kendali hidup ini, dengan seidzin Alloh!
  Saya bangga pada diri sendiri!
5.  Berani mengambil resiko,
Berdasarkan pemahaman diri yang obyektif, seseorang bisa memprediksi resiko setiap tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, seseorang tidak perlu menghindari setiap resiko, melainkan berupaya untuk menghadapi dan mengatasi setiap resiko. Contohnya, anda tidak perlu menyenangkan orang lain untuk menghindari resiko ditolak. Jika anda ingin mengembangkan diri sendiri (bukan diri seperti yang diharapkan orang lain), pasti ada resiko dan tantangannya, Lebih baik maju dengan mengambil resiko daripada berdiam diri tidak berbuat apa-apa. Ingat: No Risk, No Gain (tidak ada resiko, tidak ada hasil).
6.  Belajar mensyukuri dan menikmati rahmat Tuhan,
Ada kata-kata berhikmah orang yang paling menderita hidupnya adalah orang yang tidak bisa mensyukuri atas apa yang Alloh berikan dalam hidupnya. Maksudnya,  individu tersebut tidak pernah berusaha melihat segala sesuatu dari kaca mata positif. Bahkan kehidupan yang dijalaninya selama ini pun tidak dilihat sebagai pemberian dari Alloh. Akibatnya, dia tidak bisa bersyukur atas semua berkat, kekayaan, kelimpahan, prestasi, pekerjaan, kemampuan, keahlian, uang, keberhasilan, kegagalan, kesulitan serta berbagai pengalaman hidupnya. Dia adalah ibarat orang yang selalu melihat matahari tenggelam, tidak pemah meiihat matahari terbit. Hidupnya dipenuhi dengan keluhan, rasa marah, iri hati dan dengki, kecemburuan, kekecewaan, kekesalan, kepahitan dan kepulusasaan.
Dengan "beban" seperti itu, bagaimana individu itu bisa menikmati hidup dan meiihat hal-hal baik yang terjadi dalam hidupnya? Tidak heran jika dirinya dihinggapi rasa kurang percaya diri yang kronis, karena selalu membandingkan dirinya dengan orang-orang yang membuat "cemburu" hatinya. Oleh sebab itu, belajarlah bersyukur atas apapun yang Anda alami dan percayalah bahwa Alloh pasti menginginkan yang terbaik untuk hidup Anda. Firman Alloh:
Dan bersyukurlah kalian alas- nikmal Alloh kalau memang kalian menyembah hanya kepada Alloh.
7.  Menetapkan tujuan yang realistik.
Anda perlu mengevaluasi tujuan-tujuan yang Anda tetapkan selama ini, dalam arti apakah tujuan tersebut sudah realistik atau belum. Dengan menetapkan tujuan yang lebih realistik, maka akan memudahkan anda dalam mencapai tujuan tersebut, Dengan demikian anda akan menjadi Iebih percaya diri dalam mengambil langkah, tindakan dan keputusan dalam mencapai masa depan. sambil mencegah terjadinya resiko yang tidak diinginkan.
8.  Banyak berhubungan dengan kelompok orang yang positif (punya rasa percaya diri kuat).
Banyak bergaul dengan orang-orang yang mempunyai kepercayaan diri yang kuat, bisa mempeilgaruhi rasa percaya diri seseorang schingga rasa percaya dirinya menjadi kuat.
Kalau sehari-hari kita bergaul dengan mereka yang percaya dirinya kuat. kita jadi tahu bagaimana dia bicara, bagaimana dia mengambil keputusan, dan perilaku-perilaku lain yang membuat dia tampak begitu meyakinkan. Kalau seseorang tidak bergaul dengan mereka, bisa jadi tidak mendapatkan contoh bagaimana bersikap yang baik. Jadi sebenarnya seseorang perlu sekali bergaul dengan orang-orang yang punya rasa percaya diri kuat bila ingin meningkatkan rasa percaya dirinya. Sebagaimana sabda Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam :
Perumpamaan teman bergaul yang sholih dan teman bergaul yang jeiek adalah sebagaimana penjual minyak wangi dan ubupan (perapian) pandai besi. Penjual minyak wangi tidak akan melewati padamu, adakalanyu kamu akan membeli minyak wangi itu darinya, atau (paling tidak) kamu akan mendapatkan bau wanginya. Dan (sedangkan) pandai besi akan membakar badanmu atau pakaianmu atau (paling tidak) akan kamu dapalkan bau sangitnya.
Mungkin masih ada beberapa cara lain yang efektif untuk menumbuhkan rasa percaya diri. Jika anda dapat melakukan beberapa hal seperti yang disarankan diatas, niscaya anda akan terbebas dari krisis kepercayaan diri. Namun demikian satu hal perlu diingat baik-baik adalah jangan sampai anda mengalami over confidence atau rasa percaya diri yang berlebihan/overdosis. Rasa percaya diri yang overdosis bukanlah menggambarkan kondisi kejiwaan yang sehat karena hal tersebut merupakan rasa percaya diri yang bersifat semu.
Rasa percaya diri yang beriebihan pada umumnya tidak bersumber dari potensi diri yang ada, namun lebih didasari oleh tekanan-tekanan yang mungkin datang dari orang tua dan masyarakat, sehigga tanpa sadar melandasi motivasi individu untuk "harus” menjadi orang sukses. Selain itu, persepsi yang keliru pun dapat menimbulkan asumsi yang keliru tentang diri sendiri hingga rasa percaya diri yang begitu besar tidak dilandasi oleh kemampuan yang nyata. Hal ini pun bisa didapat dari lingkungan di mana individu dibesarkan, dari teman-teman (peer group) atau dari dirinya sendiri (konsep diri yang tidak sehat), Contohnya, seorang anak yang sejak lahir ditanamkan oleh orang tua, bahwa dirinya adalah spesial, istimewa, pandai, pasti akan menjadi orang sukses, dsb. Namun dalam perjalanan waktu anak itu sendiri tidak pernah punya track record of success (catatan sukses) yang riil dan original (atas dasar usahanya sendiri). Akibalnya, anak tersebut tumbuh menjadi seorang manipulator dan otoriter - memperalat, menguasai dan mengendalikan orang lain untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Rasa percaya diri pada individu seperti itu tidaklah didasarkan oleh real competence (kompetensi yang sebenarnya), tapi lebih pada faktor-faktor pendukung eksternal, seperti kekayaan, jabatan, koneksi, relasi, back up power (kekuatan pendukung) keluarga, nama besar orang tua, dan lain sebagainya. Jadi, jika semua atribut itu ditanggalkan, maka sang individu tersebut bukan siapa-siapa,
E. Rasa Percaya Diri dalam Dimensi Agama
Alloh menciptakan manusia khususnya orang iman, adalah dalam sebaik-baiknya makhluk dari semua makhluk yang diciptakan oleh Alloh, sebagaimana firman Alloh ;
Sesungguhnya Kami ielah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kemballkan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu, Bukankah Allah sebaik-baiknya Hakim?
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholih, mereka itu ialah sebaik-baiknya makhluk.
Dan sungguh telah Aku (Allah) muliakan anak turun Adam, dan Aku bawa mereka di dalam daratan dan luut. dan Aku beri rezeki mereka dari yang baik-baik, dan Aku berikan kelebihan yang hanyak pada mereka dari makhluk-makhluk dengan suatu kelebihan.
Dengan dasar ayat-ayat tersebut diatas, pada hakikatnya di mata Alloh orang yang beriman adalah orang yang dimuliakan oleh Alloh dan dinilaiNya sebagai makhluk yang terbaik, ini sebetulnya sudah cukup bagi orang iman untuk tetap percaya diri dalam menghadapi permasalaban tanpa harus merasa rendah diri dan takut, karena Alloh sendiri, sebagai Sang Pencipta semua makhluk di bumi ini, mendudukkannya pada lempat yang mulia.
Sejelek apapun adanya kelemahan yang ada pada diri seseorang, dia haruslah berkeyakinan bahwa masih banyak hal yang jauh lebih baik diberikan Alloh pada kita bahkan mungkin melebihi makhluk lainnya apabila kita mau menggali potensi tersebut. Yang terpenting adalah janganlah seseorang terhanyut terlalu dalam dengan kelemahan-kelemahan yang dimiiikinya. Selama kita berpegang teguh pada keimanan, tidak ada alasan bagi kita untuk merasa rendah diri bahkan jiwa rendah diri ini akan melemahkan perjuangan kita yang justru dilarang oleh Alloh karena sesungguhnya orang iman adalah dimuliakan oleh Alloh, sebagaimana finnan Alloh :
Dan janganlah merasa hina (rendah diri) dan janganlah merasa susah. dan sesungguhnya kalian mulya jika kalian menjadi orang-orang yang beriman.
Bahkan. ketika seseorang diberi keimanan (agama) berarti dia adalah orang yang dicintai oleh Alloh. sebagaimana sabda Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wasallam :

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memberi dunia kepada orang yang dicintai dan kepada orang yang tidak dicintai, dan Alloh tidak memberikan agama kecuali kepada orang-orang yang diciniaiNya. Barangsiapa yang diberi agama, maka sungguh-sungguh dia dicintai oleh Alloh.
Oleh karena itu tidak pantas bagi orang iman merasa hina (rendah diri) di hadapan manusia
lain, padahal Alloh mencintainya. Jika itu terjadi sama dengan mengecilkan kencintaaannya
Alloh. mengecilkan kebesaran Alloh bahkan tidak takut dan tidak malu pada Alloh, tapi justru
lebih takut dan malu pada sesama manusia. Ini adalah sikap dan pemahaman yang salah.
karena lebih mempertimbangkan pendapat manusia lain dari pada pandangan dan penilaian Alloh.
Dengan dasar itulah maka orang iman seharusnya :
1.   Selalu merasa besar hati dalam menghadapi segala permasalahan, tidak takut dan penuh
rasa percaya diri dalam berkarya, bertindak dan memperjuangkan agama Alloh, bahkan
semuanya harus dilandasi dengan riang gembira karena apapun hasilnya, di mata Alloh
tetap mulia, Sebagaimana firman Alloh :
Katakan Muhammad, "Dengan kefadlolan Alloh dan rohmatNya hendaklah orang-orang iman bergembira karena hal itu lebih baik dari segala sesuatu yang mereka kumpulkan (harta benda)."
Dan janganlah merasa hina (rendah diri) dan janganlah merasa susah, dan sesungguhnya kalian mulia jika kalian menjadl orang-orang yang beriman.
2.  Tahan uji dan tidak mudah putus asa karena yakin bahwa sebagai orang beriman akan
selalu mendapatkan rahmat dan pertolongan Alloh, sebagaimana firman Alloh :
dan janganlah putus asa dari rohmainya Alloh, sesungguhnya tidaklah putus asa dari rohmatnya Alloh kecuali orang-orang yang kafir.
Dan tidak takut mereka pada caci makian orang yang mencaci maki Dan sabda Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam :
Tanda-tanda ahli surga ada 7 yaitu….. dia berjalan di antara manusia sebagaimana orang yang hidup (berjalan) diantara orang yang mati.
3. Selalu berfikiran positif (husnudhon) dan menghindarkan diri dari  prasangka negatif (su ‘udhon). Sebagaimana dalil-dalil dibawah ini :
Sesungguhnya Alloh Subhanahu Wata'ala berfirman, "Aku (Alloh) tergantung dari prasangkanya hambaKu, jika dia berprasangka baik, maka baiklah, dan jika dia berprasangka jelek, maka jeleklah".
Wahai orang-orang yang beriman, menjauhilah kalian banyak prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.
Takutlah kalian pada prasangka jelek,  maka sesungguhnya prasangka jelek itu lebih dustanya ucapan
4.  Selalu bersyukur terhadap nikmat Alloh dan memanfaatkan nikmat tersebut apa adanya
tanpa harus mengeluh terhadap apa yang tidak diterimanya, karena semuanya adalah qodar
dari Alloh yang harus diterima dengan ridlo sebagai ujian, sebagaimana firman Alloh :
Dan bersyukurlah kalian alas nikmat Allah kalau memang kalian menyembah hanya kepada Alloh.
Dan jika kalian bersyukur, maka Allah ridlo pada kalian .
Tidaklah kalian berkehendak kecuali atas kehendak Allah. Sesungguhnya Alloh Maha
Mengetahui lagi Maha Menghukumi.
Sabda Rosululloh Shoilallohu 'alaihi wasallam :
Sesungguhnya Alloh Yang Maha Barokah dan Maha Tinggi menguji hambaNya dengan pemberian yang Dia berikan kepadanya. barangsiapa ridlo terhadap pembagian Alloh yang Maha Mulia dan Maha Agung maka Alloh akan memberi barokah kepadanya dalam pemberian itu dan Alloh meluaskannya dan barangsiapa tidak ridlo maka dia tidak diberi barokah.
5.  Selalu berusaha memperbaiki diri sendiri dalam segala urusan dan selalu berbuat untuk
kebaikan semuanya. Diriwayatkan dari Rosululloh Shoilallohu 'alaihi wasallam :
Perbaikilah dirimu (sampai mempunyai budi pekerti yang luhur) maka manusia akan berbuat baik padamu.
Rosululloh Sholallohu 'alaihi wasallam bersabda :
Perbaikilah dalam mencari harta dunia karena sesungguhnya semua itu dimudahkan kepada untuk apa dia diciptakan baginya,
Sikap-sikap diatas itulah jika benar-benar diterapkan, sebetulnya merupakan cerminan untuk orang yang mempunyai rasa percaya diri yang kuat. Nabi Muhammad sendiri mencontohkan, betapa beliau sendirian, akan teiapi karena semangat yang terus dipompakan oleh Alloh melalui Malaikat Jibril telah membesarkan hati beliau untuk pantang menyerah dan tidak merasa rendah diri menghadapi para pembesar-pembesar orang Quraisy yang saat itu masih dalam kekafiran.
Dari gambaran diatas, rasa percaya diri harus dilatih dan ditumbuhkan, sehingga kita bangga dengan diri kita (tidak sombong), dengan rohmat dan nikmat Alloh yang telah diberikan pada kita. Ketika kita setengah-tengah menilai terhadap diri kita sendiri, justru itu menjadikan tanggung dan tidak optimal usaha dan karya kita, sehingga hasilnyapun juga tidak maksimal.
IV. KESIMPULAN
Beberapa hal yang bisa disimpulkan dari uraian di atas;
1.   Self esteem dan self confidence adalah ketrampilan yang bisa dilatih, sehingga tidak ada kata terlambat untuk menumbuhkan rasa harga diri dan percaya diri.
2. Rasa harga diri dan percaya diri yang kuat bukan hanya menjadi salah satu penentu keberhasilan seseorang dalam berkarya dan berusaha, tapi juga bisa memelihara fisik dan  jiwa untuk tetap sehat dan kuat.
3. Lingkungan keluarga maupun lingkungan luar keluarga ikut berperan dalam  menumbuhkan rasa harga diri dan percaya diri seseorang.
4. Harga diri dan percaya diri yang kuat akan membangkit keberanian seseorang dalam bertindak dan berkarya serta menjadi salah satu faktor penentu sukses.
5.   Agama Islam juga mendorong seseorang untuk sepenuhnya punya rasa percaya diri yang kuat yang dilandasi dengan keyakinan akan kebesaran Alloh, kekuatan Alloh dan pertoiongan Alloh.
Dengan adanya makalah ini, semoga Alloh paring manfaat dan barokah. Amin


Tidak ada komentar: