Senin, 25 April 2011

Tukang Kapak, Sandra Dewi & Luna Maya

Penebang pohon itu adalah aku, setelah ditegur majikanku aku pulang sambil memikirkan inti pertanyaannya. Sepanjang jalan aku memikirkannya dan membuat jatuh terpeleset saat menyeberangi sungai. untuk berpegangan, kukaitkanlah kepala kapakku ke sudut batu yang bisa kuraih. sayang, kepala kapak tak kuat menahan beban berat tubuhku, terlepaslah ia dari gagangnya.

Seketika separuh nyawaku melayang, bagimanapun kepala kapak yag tak sempat kuasah itu adalah satu-satunya sarana untuk mengais rejeki. tanpa pikir panjang, kuselami dasar sungai, mencari kepala kapakku yg tenggelam.

Tak berapa lama di dasar sungai tangankumenyentuh sesuatu yang kuyakini adalah kepala kapakku, segera kuambil benda itu dan segera pula aku keluar dari dasar sungai sayang sekali, ternyata itu benar kepala kapak, tetapi bukan milikku karena kepala kapak yg ini terbuat dari perak. kuceburkan kembali kepala kapak perak itu ke dasar sungai, dan aku kembali menyelam mencari kepala kapakku.

Lagi lagi kudapati kepala kapak, tetapi lagi lagi itu bukan milikku, karena kepala kapak yg baru kuambil ternyata terbuat dari emas. kembali kuceburkan ke dasar sungai kepala kapak yang terbuat dari emas dan kuselami lagi dasar sungai mencari milikku. tak lama kemudian kutemukan kepala kapakkku yang baru sungai itu ku perhatikan, ternyata kepala kapakku hanya sebongkah besi karatan berupa kepala kapak.

Dengan lega hati aku keluar dari sungai, belum dua langkah aku meninggalkan kali, tiba tiba majikanku berdiri di hadapanku dengan dua kepala kapak ditangannya, satu terbuat dari perak dan satu terbuat dari emas dan dia berujar;
"kamu memang dungu, tetapi sanagat jujur, tak mau mengambil yang bukan hakmu. Karenanya ini kuhadiahkan kapak perak dan emas untuk kejujuranmu"

Singkat kata, kuceritakan kejadian di kali pada istriku. aku tetap ingn jadi penebang pohon, tetapi tidak lagi dengan kapak melainkan dengan mesin pemotong pohon. alhasil dari diskusi dengan istriku, diputuskan kami akan menjual kapak perak dan kapak emas dan uang hasil penjualannya akan kubelikan mesin pemotong pohon berdua dengan istriku, berangkatlah kami kepasar, malang benar kami, ketika menyeberangi sungai, istriku jatuh dan tenggelam. tanpa pikir panjang aku segera menyelam mencari istriku. oh leganya ketika aku menyentuh lengannya, segera kutarik ke atas dan terkejutlah aku, ternyata ia bukan istriku, melainkan luna maya.

Kulepaskan dia dan kuselami lagi dasar sungai, saat ku sentuh lagi sebuah lengan, segera kuangkat, oh.... ternyata dewi sandra. kulepaskan ia dan kuselami lagi dasar sungai. kembali menyentuh sebuah lengan, buru buru kuangkat dan...oh leganya hatiku, kali ini benar benar istriku. tetapi aku terpana, ternyata baru kali ini aku secara sungguh sungguh memperhatikan tampilan istriku. tak hendak berdebat dengan pikiranku, kupeluk erat istriku dan kubawa keuar dari sungai.

Belum dua langkah aku meninggalkan sungai, tiba tiba dihadapanku muncul majikanku dengan dua wanita di kanan kirinya, yang kanan adalah luna maya dan sandra dewi dikirinya, lagi majikanku berujar;
"dasar dungu, tetapi sangat jujur dan setia, untuk kejujuran dan kesetiaanmu itu, kuhadiahkan dua wanita ini untukmu...."

Tidak ada komentar: